Cari Artikel Tekstil

Popular Post

  • Recent Developments in Smart and Intelligent Textiles.
  • Deciding the Fabric Features with Weaving Patterns.
  • AMedical Textiles: Nanofiber-based Smart Dressings for Burn Wounds.
  • Penjelasan mengenai pertenunan handuk.
  • Plasma Treatment Technology for Textile Industry Plasma Treatment Technology for Textile Industry.

Tuesday, November 6, 2018

Grading kain adalah penggolongan kain berdasarkan cacat kain. Cacat kain adalah kelainan yang tampak pada permukaan kain secara visual yang dapat menurunkan mutu kain dan terjadi tanpa direncanakan.
Kegunaan grading kain adalah :
1.    Untuk menggolongkan dalam hal mutu, misalnya mutu pertama dan kedua, berdasarkan keinginan pasar atau konsumen.
2.    Untuk memberikan informasi tentang kain yang sedang dihasilkan.
Grading kain bisa menjadi sukar apabila hanya berdasarkan penglihatan atau perasaan. Selembar kain mungkin akan tampak menjadi mutu pertama bagi seseorang tetapi tidak bagi orang lain. Kedaan ini menyulitkan bagi perusahaan-perusahaan karena harus melayani beragam pembeli, hal ini dapat diatasi dengan adanya standar untuk menilai grade kain secara kuantitatif. Cara yang banyak dipakai adalah system point, dengan cara ini tiap cacat kain (defect) dinilai dengan angka tertentu.
Grading kain  berkaitan dengan cacat kain, cacat kain dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
a.    Cacat kecil
Cacat kecil adalah cacat kain yang tidak jelas terlihat  pada pandangan sekilas.
b.    Cacat sedang
Cacat sedang adalah cacat yang terlihat jelas pada pandanfan sekilas .
c.    Cacat besar
Cacat besar adalah cacat yang sangat jelas terlihat.
d.    Cacat mutlak
Cacat mutlak adalah cacat yang menyebabkan kain tersebut dinilai dibawah tingkat mutu yang ditetapkan.
Ketentuan umum cacat kain mentah (grey) adalah :
a.    Cacat mayor
Cacat mayor adalah cacat kain yang tidak dapat diperbaiki
b.    Cacat minor
Cacat minor adalah cacat kain yang masih bisa diperbaiki dan akan hilang pada proses penyempurnaan.
Ketentuan umum cacat kain yang telah disempurnakan (finish) adalah :
    1. Cacat Sub minor
Cacat yang tidak nampak dan tidak mempengaruhi penilaian angka grading. Jika hal ini sering terjadi maka harus dimintakan pertanggungjawaban siap yang bertanggung jawab.
    1. Cacat minor
Cacat yang agak nampak pada kilasan pandangan pertama, dan mungkin menyebabkan cacat pada pakaian, cacat ini dinilai lebih kecil tergantung panjang cacat.
    1. Cacat Mayor
Cacat ini kelihatan atau sangat terlihat dan kebanyakan menyebabkan kerusakan pakaian. Cacat ini dinilai lebih besar tergantung panjang cacat.
    1. Critical defect
Cacat yang menyebabkan pakaian sudah tidak dapat dipakai lagi, meskipun mutu kedua. Bagian cacat ini harus dibuang atau dipotong.
Penyebab umum terjadinya cacat kain adalah benang lusi dan benang pakan, diantaranya pakan putus, pakan kasar, tebal tipis pakan, pakan kasar dan pinngir kain rusak., Sedangkan kain-kain yang telah disempurnakan cacat yang sering tampak adalah belang putih, noda-noda, coret moret, bintik-bintik putih, hangus, mengkeret, kusut, warna tidak rata dan lain-lain. Untuk menilai cacat diperlukan definisi dari tiap-tiap cacat, lebih baik jika dilengkapi dengan foto cacat. Definisi cacat dapat dilihat pada buku Grover And Hamby Hanbook of Textile Testing And Quality Control atau ASTM D 3990-93 (1998) Standard Terminology Relating To Fabric Deffect.

Untuk memberikan penilaian yang sama, cacat yang tampak diberi angka hukuman berdasarkan panjang cacat dan tidak dibedakan cacat mayor atau minor. Terdapat berbagai sistem pemberian angka hukuman tetapi umunya berdasarkan pada sistem empat angka atau sistem sepuluh angka. Berikut ini salah satu contoh sistem sepuluh angka yang banyak digunakan di Indonesia.
Tabel 3.1 Ukuran dan Nilai Cacat Kain Tenun
No
Kelompok Cacat
Ukuran dan Nilai
Mutlak
Besar
Sedang
Kecil



Ukuran
N
Ukuran
N
Ukuran
N
1.
Nep
-
> 50 cm X lebar kain
10
10 – 50 cm X lebar
5
2 – 10 cm X lebar
3
2.
Slub
-
> 5 cm
10
1 – 5 cm
5
< 1 cm
3
3.
Benang tidak rata
-
> 50 cm
10
10 – 50 cm
5
< 10 cm
3
4.
Benang putus
-
> 50 cm
10
10 – 50 cm
5
< 10 cm
3
5.
Benang tegang, kendor
-
> 50 cm
10
10 – 50 cm
5
< 10 cm
3
6.
Garis lipatan
-
> 10 cm
10
2,5 – 10 cm
5
< 2,5 cm
3
7.
Garis lusi
-
> 25 cm
10
10 – 25 cm
5
< 10 cm
3
8.
Garis pakan
>3 garis pakan
½ lebar kain
10
¼  lebar - ½ lebar
5
< ¼ lebar kain
3
9.
Salah pola
Tampak
-
-
-
-
-
-
10.
Bare
Tampak
-
-
-
-
-
-
11.
Belang
Tampak
-
-
-
-
-
-
12.
 Sobek
Tampak
-
-
-
-
-
-
13.
Benang tak teranyam
> 0,5 X 10 cm
> 0,5 X 5 cm – 0,5 X 10 cm
10
0,5 X 2 cm – 0,5 X 5 cm
5
< 0,5 X 2 cm
3
14.
Noda
0,5 X 0,5 cm kontras
0,5 X 0,5 cm Jelas
10
0,5 X 0,5 cm samar
5
-
-
15.
Cacat lebar
> 2 % lebar
-
-
-
-
-
-
16.
Pakan bias
> 5 % lebar
> 2 – 5 %
10
< 1 %
5
< 1 %
3
17.
Cacat pinggir
Diberi nalai 1
Keterangan :
N : Nilai
Kain dianggap mengandung nep jika kenampakan kain lebih rendah dari nilai C pada grade standar benang.
Jarak penyimpangan maksimum
Lebar kain
 
 

% Pakan bias =                                                               X 100 %


I.              Langkah Pengujian
1.    Tarik ujung kain yang akan diperiksa dan lewatkan pada meja periksa sehingga permukaan kain secara merata terletak pada meja periksa.
2.    Tarik dan gerakan kain dengan bantuan tangan atau mesin ke arah pajang kain.
3.    Periksa dan amati bagian kain yang berada di atas bagian tembus cahaya meja periksa dan teruskan gerakan bila tidak terdapat cacat. Pengamatan dengan jarak 90 cm dari meja.
4.    Hentikan gerakan bila dijumpai ada cacat. Ukur panjang cacat dalam cm.
5.    Catat cacat tersebut pada kelompok cacat yang ditentukan.
6.    Nilai cacat tersebut sesuai ukuran dan nilai cacat pada table. Jika dalam 1 m panjang kain terdapat cacat yang terdiri dari satu jenis cacat, maka nilai cacat yang dihitung untuk 1 m tersebut adalah 10, walaupun nilai cacat yang ada lebih dari 10.
7.    Jika pada kain terdapat cacat mutlak seperti yang tercantum pada table, maka kain tersebut dinilai dibawah tingkat mutu yang ditetapkan.
8.    Ukur panjang tiap gulungan kain yang dinilai.
9.    Hitung jumlah nilai cacat kain tiap gulungan.
10.  Hitung nilai cacat kain rata-rata per meter dari masing-masing gulungan secara terpisah.

II.            Alat – Alat dan Bahan
1.    Peralatan
-          Meja periksa yang dilengkapi dengan skala pengukur panjang dan memiliki bagian yang tembus cahaya. Bagian tersebut disinari dengan lampu yang cukup terang.
-          Alat pengukur panjang dengan skala cm
-          Alat pencatat
2.    Persiapan Contoh Uji

Kondisikan kain yang akan diuji dalam ruangan standar pengujian.

4 comments

Wiiih materi evaluasi kain... bagus nih untuk referensi materi kuliah evaluasi kain di STTT

REPLY

Tarik ujung kain yang akan diperiksa dan lewatkan pada meja periksa sehingga permukaan kain secara merata terletak pada meja periksa... ini maksudnya gimana gan

REPLY

Gan.. bisa minta fotonya ga jenis jenis cacat yang agan udah diposting

REPLY

Wah gan.. kalo di pabrik tempat saya kerja agak berbeda cara penilaiannya

REPLY

Lihat Juga

loading...

See Also

loading...

Ahli Desain Tekstil . 2018 Copyright. All rights reserved. Designed by Andrian Wijayono