Cari Artikel Tekstil

Popular Post

  • Recent Developments in Smart and Intelligent Textiles.
  • Deciding the Fabric Features with Weaving Patterns.
  • AMedical Textiles: Nanofiber-based Smart Dressings for Burn Wounds.
  • Penjelasan mengenai pertenunan handuk.
  • Plasma Treatment Technology for Textile Industry Plasma Treatment Technology for Textile Industry.

Thursday, November 8, 2018


Kebanyakan kain mempunyai permukaan rata dan relatif halus, tetapi untuk keperluan tertentu, seperti handuk mempunyai permukaan berbulu, baik bulu yang dipotong atau yang masih berbentuk lengkungan. Perbedaan permukaan tersebut memerlukan cara pengujian daya serap yang berbeda pula

Prinsip pengujian daya serap kain tidak berbulu dilakukan dengan meneteskan setetes air dari ketinggian tertentu ke permukaan kain. Waktu yang diperlukan oleh pantulan cahaya karena setetes air untuk menghilang diukur dan dicatat sebagai waktu basah. Untuk kain berbulu seperti handuk, cara ini tidak dapat digunakan karena tetesan air akan segera tertutup oleh ketinggian bulu-bulu tersebut. Untuk kain berbulu, prinsip pengujiannya dilakukan dengan menjatuhkan kain contoh uji dari ketinggian tertentu kepermukaan air. Waktu yang diperlukan oleh kain contoh uji sampai tenggelam diukur dan dicatat sebagai waktu basah. Kapasitas serap kain dihitung dari selisih berat basah kain contoh uji setelah tenggelam dikurangi berat kering kain contoh uji dibandingkan berat kain contoh uji kering dinyatakan dalam persen.



Untuk mengetahui kecepatan basah (wetting time) maka dikenal dua macam cara, yaitu :
·         Uji tetes, dilakukan pada permukaan kain yang rata dan halus
·         Cara keranjang, Dilakukan untuk kain yang tidak rata, misalnya kain handuk

Pada prinsipnya kedua pengujian ini adalah sama yaitu untuk mengetahui kecepatan basah dari contoh uji tetapi perbedaannya terletak pada kasar atau tidaknya  permukan contoh uji. Prinsip uji tetes adalah menghitung waktu dari air yang diteteskan pada permukaan kain yang dipasang tegang sampai air tersebut hilang terserap. Yang dimaksud dengan waktu basah adalah waktu dari saat air diteteskan sampai air hilang terserap.
Daya serap adalah salah satu faktor yang menentukan kegunaan dan bnetuk tujuan  tertentu, misalnya kain pembalut, kain handuk dan lai-lain. beberapa kain harus mempunyai kemampuan untuk menyerap air atau cairan secara cepat atau mudah terbasahi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembasahan kain :
1.    Bila setetes air dijatuhkan pada permukaan dari tiga jenis benda padat yang rata, maka tetesan air tersebut mungkin berbentuk bulat, pipih atau antara bulat dan pipih. Karena sifat air maka perbedaan kondisi tekanan air pada ketiga permukaan benda padat disebabkan oleh perbedaan sifat dari gabungan antara air dan permukaan benda padat.
2.    Permukaan benda padat dimana tetesan air akan membetuk bola  menunjukan sudut kontak, and akn cenderung untuk menggelinding meninggalkan permukaan benda padat dalam keadaan kering.  Semakin kecil susdut kontak, semakin mudah tetesan air menyebar keseluruhan perm ukaan benda padat dan membasahi benda padat tersebut. Perbedaaan permukaan disebabkan oleh perbedaan energi permukaan dan teganngan permukaan pada ntar muka dari dua fase, yaitu padat-cair, cair-udara, dan padat-udara.

Percobaan oleh Cassie menunjukan bahwa bahan yang tahan air akan memberikan  sudut kontak tinggi. Sudut kontak yang tinggi akan terjadi pada air diatas  suatu permukaan yangn kering dan sudut kontak tersebut akan mengacil apabila cairan makin berkurang , permukaan menjadi basah.

I.              PELAKSANAAN PENGUJIAN
1.    Peralatan
a. Simpai bordir dengan diameter 150 mm atau lebih.
b. Buret, dengan 15 – 25 tetesan air tiap mililiter.
c.    Stopwatch

2. Persiapan Contoh Uji
Sepotong kain yang cukup untuk dipasang rata pada simpai bordir. Contoh uji dikondisikan dalam ruangan dengan kondisi standar pengujian.

3. Cara Pengujian.
a.    Pasang kain pada simpai bordir sehingga permukaan kain bebas dari kerutan-kerutan tetapi tanpa mengubah struktur kain
b.     Letakkan simpai bordir tersebut dibawah buret dengan jarak 10 ± 1 mm dari ujung buret. Teteskan setetes air pada permukaan kain
c.    Ukur waktu yang diperlukan hingga pantulan cahaya tetesan hilang menggunakan stopwatch. Pengamatan dilakukan dengan meletakkan simpai bordir diantara pengamat dan sumber cahaya (jendela atau lampu duduk) dengan sudut sedemikian sehingga pantulan cahaya dari permukaan tetesan air mudah dilihat. Ketika tetesan air sedikit demi sedikit terserap, luas permukaan pantulan cahaya menyusut dan akhirnya hilang selusuhnya dan meninggalkan bulatan basah yang suram. Saat itu stopwatch dihentikan dan waktu yang berlangsung dicatat. Jika waktu basah melebihi 60 detik, pengukuran waktu dihentikan dan waktu basah dilaporkan 60 + detik.
d.    Pengujian dilakukan lima kali.










Lihat Juga

loading...

See Also

loading...

Ahli Desain Tekstil . 2018 Copyright. All rights reserved. Designed by Andrian Wijayono