Cara Menguji Daya Serap Cairan Pada Kain (Dengan Cara Tetes)
Kebanyakan kain mempunyai permukaan rata dan
relatif halus, tetapi untuk keperluan tertentu, seperti handuk mempunyai
permukaan berbulu, baik bulu yang dipotong atau yang masih berbentuk
lengkungan. Perbedaan permukaan tersebut memerlukan cara pengujian daya serap
yang berbeda pula
Prinsip pengujian daya serap kain tidak
berbulu dilakukan dengan meneteskan setetes air dari ketinggian tertentu ke
permukaan kain. Waktu yang diperlukan oleh pantulan cahaya karena setetes air
untuk menghilang diukur dan dicatat sebagai waktu basah. Untuk kain berbulu
seperti handuk, cara ini tidak dapat digunakan karena tetesan air akan segera
tertutup oleh ketinggian bulu-bulu tersebut. Untuk kain berbulu, prinsip
pengujiannya dilakukan dengan menjatuhkan kain contoh uji dari ketinggian
tertentu kepermukaan air. Waktu yang diperlukan oleh kain contoh uji sampai
tenggelam diukur dan dicatat sebagai waktu basah. Kapasitas serap kain dihitung
dari selisih berat basah kain contoh uji setelah tenggelam dikurangi berat
kering kain contoh uji dibandingkan berat kain contoh uji kering dinyatakan
dalam persen.
Untuk
mengetahui kecepatan basah (wetting time) maka dikenal dua macam cara, yaitu :
·
Uji
tetes, dilakukan pada permukaan kain yang rata dan halus
·
Cara
keranjang, Dilakukan untuk kain yang tidak rata, misalnya kain handuk
Pada prinsipnya
kedua pengujian ini adalah sama yaitu untuk mengetahui kecepatan basah dari contoh
uji tetapi perbedaannya terletak pada kasar atau tidaknya permukan contoh uji. Prinsip uji tetes adalah
menghitung waktu dari air yang diteteskan pada permukaan kain yang dipasang
tegang sampai air tersebut hilang terserap. Yang dimaksud dengan waktu basah
adalah waktu dari saat air diteteskan sampai air hilang terserap.
Daya serap
adalah salah satu faktor yang menentukan kegunaan dan bnetuk tujuan tertentu, misalnya kain pembalut, kain handuk
dan lai-lain. beberapa kain harus mempunyai kemampuan untuk menyerap air atau
cairan secara cepat atau mudah terbasahi.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pembasahan kain :
1.
Bila
setetes air dijatuhkan pada permukaan dari tiga jenis benda padat yang rata,
maka tetesan air tersebut mungkin berbentuk bulat, pipih atau antara bulat dan
pipih. Karena sifat air maka perbedaan kondisi tekanan air pada ketiga
permukaan benda padat disebabkan oleh perbedaan sifat dari gabungan antara air
dan permukaan benda padat.
2.
Permukaan
benda padat dimana tetesan air akan membetuk bola menunjukan sudut kontak, and akn cenderung
untuk menggelinding meninggalkan permukaan benda padat dalam keadaan
kering. Semakin kecil susdut kontak,
semakin mudah tetesan air menyebar keseluruhan perm ukaan benda padat dan
membasahi benda padat tersebut. Perbedaaan permukaan disebabkan oleh perbedaan
energi permukaan dan teganngan permukaan pada ntar muka dari dua fase, yaitu
padat-cair, cair-udara, dan padat-udara.
Percobaan oleh
Cassie menunjukan bahwa bahan yang tahan air akan memberikan sudut kontak tinggi. Sudut kontak yang tinggi
akan terjadi pada air diatas suatu permukaan
yangn kering dan sudut kontak tersebut akan mengacil apabila cairan makin
berkurang , permukaan menjadi basah.
I.
PELAKSANAAN PENGUJIAN
1. Peralatan
a. Simpai bordir dengan diameter 150 mm atau
lebih.
b. Buret, dengan 15 – 25 tetesan air tiap
mililiter.
c.
Stopwatch
2. Persiapan Contoh Uji
Sepotong kain yang cukup untuk dipasang rata
pada simpai bordir. Contoh uji dikondisikan dalam ruangan dengan kondisi
standar pengujian.
3. Cara Pengujian.
a. Pasang kain pada simpai bordir sehingga
permukaan kain bebas dari kerutan-kerutan tetapi tanpa mengubah struktur kain
b. Letakkan simpai bordir tersebut dibawah buret
dengan jarak 10 ± 1 mm dari ujung
buret. Teteskan setetes air pada permukaan kain
c. Ukur waktu yang diperlukan hingga pantulan
cahaya tetesan hilang menggunakan stopwatch. Pengamatan dilakukan dengan
meletakkan simpai bordir diantara pengamat dan sumber cahaya (jendela atau
lampu duduk) dengan sudut sedemikian sehingga pantulan cahaya dari permukaan
tetesan air mudah dilihat. Ketika tetesan air sedikit demi sedikit terserap,
luas permukaan pantulan cahaya menyusut dan akhirnya hilang selusuhnya dan
meninggalkan bulatan basah yang suram. Saat itu stopwatch dihentikan dan
waktu yang berlangsung dicatat. Jika waktu basah melebihi 60 detik, pengukuran
waktu dihentikan dan waktu basah dilaporkan 60 + detik.
d. Pengujian dilakukan lima kali.