Cari Artikel Tekstil

Popular Post

  • Recent Developments in Smart and Intelligent Textiles.
  • Deciding the Fabric Features with Weaving Patterns.
  • AMedical Textiles: Nanofiber-based Smart Dressings for Burn Wounds.
  • Penjelasan mengenai pertenunan handuk.
  • Plasma Treatment Technology for Textile Industry Plasma Treatment Technology for Textile Industry.

Wednesday, November 14, 2018


Mesin winding adalah salah satu mesin dalam urutan produksi pemintalan benang. Di PT X, terdapat 10 buah mesin winding yang masing – masing memiliki 72 spindel, spesifikasi dari mesin tersebut dapat dilihat pada tabel 3.31. Mesin winding di X dapat dilihat pada gambar 3.11. Tujuan dilakukannya proses winding pada proses pemintalan benang antara lain:
1.    Menggulung benang dari hasil produksi mesin ring spinning dalam bentuk cops kedalam paket gulungan cones yang lebih besar ukurannya.
2.    Menghasilkan gulungan benang yang mutunya sesuai dengan spesifikasi toleransi mutu konsumen dengan cara menyingkirkan cacat yang ada pada benang.
3.    Menghasilkan gulungan benang yang panjang atau beratnya disesuaikan dengan proses yang akan dilakukan selanjutnya.
4.    Menghasilkan gulungan benang yang dapat menghasilkan efisiensi sebaik mungkin pada proses selanjutnya.
Tabel 3.31 Spesifikasi mesin winding
Karakteristik
Model 1
Model 2
Merek
Savio
Savio
Tipe
Polar
Polar (degan peralatan Autodoffing)
Tahun Pembuatan
2008
2010
Jumlah Spindel
72
72
Jumlah Mesin
8
2
Rpm Spindle
1200
1200
Daya per Mesin
2kW
2kW
Diameter Drum
94 mm
94 mm

            Sumber: Departemen Produksi PT X

Mesin Savio Polar autodoffing menggunakan robot untuk memindahkan cones penuh (berat tergantung lot) dengan cones kosong, lalu cones penuh diganti dengan cones kosong secara otomatis. Peralatan robot tersebut dapat dilihat pada gambar 3.12.
Mesin winding Savio dilengkapi oleh sensor yang bernama yarn clearer akan memutus benang ketika ada cacat, seperti neps, thin dan thick, setelah itu benang akan disambung kembali dengan bantuan yarn splicer. Jumlah cacat neps, thin dan thick yang terdeteksi oleh yarn clearer akan ditampilkan pada suatu layar yang berada dibagian kepala mesin winding. Jumlah cacat yang terdeteksi oleh yarn clearer pada benang – benang yang digulung pada mesin winding akan dijadikan gambaran mengenai kualitas benang yang dihasilkan oleh mesin ring spinning. Semakin besar nilai jumlah cacat yang terdeteksi oleh yarn clearer menggambarkan bahwa benang yang dihasilkan pada bagian proses ring spinning memiliki mutu yang semakin rendah. Terdapat tiga merk perangkat yarn clearer yang digunakan di PT X, yang masing–masing memiliki spesifikasi yang berbeda antara satu terhadap lainnya. Spesifikasi yarn clearer tersebut dapat dilihat pada tabel 3.32.

Tabel 3.32 Spesifikasi perangkat yarn clearer
Jenis
Jenis 1
Jenis 2
Jenis 3
Jenis 4
Merk
Uster Quantum 3
Uster Quantum 3
Loepfe Zenit Plus
Loepfe Zenit C
Prinsip
Kapasitif
Optik
Optik
Optik
Text Box: Sumber: Departemen Produksi PT X
Perbedaan antara satu jenis perangkat yarn clearer hanya memiliki perbedaan pada merk dan prinsip sensor yang digunakan. Hal yang sangat mempengaruhi kemampuan dalam hal mendeteksi cacat benang adalah jenis prinsip sensornya. Prinsip sensor kapasitif dan optik memiliki keuntungan dan kerugiannya masing – masing. Perbedaan yang paling mendasar dari kedua prinsip sensor tersebut dapat dilihat pada tabel 3.33. Gambar dari keempat jenis perangkat yarn clearer diatas dapat dilihat pada gambar 3.14, gambar 3.15, gambar 3.16 dan gambar 3.17.
Tabel 3.33 Perbedaan Dari Sensor Yarn Clearer Jenis Kapasitif dan Optikal
Kapasitif
Optikal
·      Prinsip pembacaan dilakukan dengan membaca variasi massa benang yang dilewatkan diantara dua pelat kapasitor dimana benang dan udara digunakan sebagai medium dielektrik.
·      Kemurnian benang dapat dideteksi

·      Tidak dapat mendeteksi perbedaan dan perubahan warna pada benang
·      Kandungan uap air yang berada di dalam material dan udara dapat mempengaruhi hasil pembacaan sensor.
·      Prinsip pembacaan dilakukan dengan membaca variasi diameter benang yang dilewatkan diantara sumber cahaya dan sebuah sel fotoelektrik.
·      Kemurnian benang tidak dapat dideteksi
·      Dapat mendeteksi perbedaan dan perubahan warna pada benang
·      Kandungan uap air yang berada di dalam material dan udara tidak akan mempengaruhi hasil pembacaan sensor.
         Sumber : Uster Quantum Brochure
Hasil produksi benang dari mesin winding ada dua jenis menurut kandungan lilinnya, yakni ada benang yang menggunakan lilin dan ada yang tidak menggunakan lapisan lilin. Benang-benang yang hendak digunakan dalam proses perajutan umumnya akan diberikan lapisan lilin, hal ini berguna untuk mengurangi koefisien friksi benang dengan mesin rajut sewaktu proses perajutan dilakukan, sementara untuk benang yang hendak digunakan dalam proses pertenunan umumnya tidak diberikan lapisan lilin. Pemberian lilin diberikan pada peralatan waxing area di mesin winding dengan menggunakan waxing unit.












                                       Sumber: Departemen Produksi PT X
Gambar 3.11 Mesin winding Savio Polar






Gambar 3.12 Peralatan robot autodoffing di mesin Savio Polar L

Keterangan Gambar
1.    Magazine
2.    Ballon Breaker
3.    Yarn Tensioner
4.    Waxing Unit
5.    Yarn Splicer
6.    Electronic Slub Catcher
7.    Drum
Sumber: Manualbook of Savio Polar
Gambar 3.13 Alur jalannya benang di mesin winding Savio Polar






   Sumber: Uster Quantum 3 web brochure
Gambar 3.14  Perangkat yarn clearer Uster Quantum 3 Kapasitif







 

Sumber: Uster Quantum 3 web brochure
Gambar 3.15 Perangkat yarn clearer Uster Quantum 3 Optik






Sumber: Yarn Master © Zenit Brochure
Gambar 3.16  Perangkat yarn clearer Loepfe Zenit C









Gambar 3.17 Perangkat yarn clearer Loepfe Zenit Plus





                                    Gambar 3.18 Tiga jenis sensor yang ada pada Loepfe Zenit Plus
Khusus untuk perangkat yarn clearer tipe Loepfe Zenit Plus, perangkat tersebut memiliki 3 buah sensor, yakni sensor triboelectric, sensor F optik dan sensor infrared optic, seperti terlihat pada gambar 3.18. Sensor triboelectric berfungsi untuk mendeteksi serat asing berwarna putih yang mungkin ikut tercampur pada benang. Sensor F optik mendeteksi serat asing dengan warna selain putih yang mungkin ikut tercampur pada benang. Sensor infrared optic berfungsi untuk mendeteksi cacat pada benang.
Sensor infrared optic pada yarn clearer akan mendeteksi cacat pada benang yang dilewatkan pada perangkat tersebut, ketika ada benang cacat yang terdeteksi, maka perangkat tersebut akan memberikan perintah pada perangkat pemotong benang yang ada di dalam yarn clearer untuk memotong benang dan mesin akan berhenti melakukan proses penggulungan, setelah benang diputus, perangkat suction mouth akan mengambil ujung benang pada cones dan perangkat retie pipe akan mengambil ujung benang dari cops. Suction mouth dan retie pipe akan mengambil ujung benang dan memasukan ujung benang tersebut pada perangkat yarn splicer untuk melakukan mekanisme penyambungan benang. Pada gambar 3.19 merupakan gambar dari perangkat yarn splicer tipe Joint Air 690 dari Mesdan di PT X.
Jenis kategori cacat yang dideteksi oleh yarn clearer dapat dilihat pada gambar 3.20. Terdapat sembilan jenis cacat benang yang akan dideteksi dan dibuang pada mesin winding, benang tersebut akan dipotong dan dihisap oleh bagian suction mouth dan dibuang pada bagian penyimpanan majun yang terletak dibagian kepala mesin. Jumlah cacat pada benang yang terdeteksi selama proses penggulungan akan direkam oleh mesin, semakin banyak cacat yang terdeteksi dalam suatu proses penggulungan menandakan mutu yang semakin rendah karena semakin banyak jumlah cacatnya.

                                         Sumber: Splicer line for Savio Automatic Winder
Gambar 3.19 Perangkat yarn splicer tipe Mesdan Joint Air 690
Gambar 3.20 Jenis cacat benang yang dideteksi oleh yarn splicer


Lihat Juga

loading...

See Also

loading...

Ahli Desain Tekstil . 2018 Copyright. All rights reserved. Designed by Andrian Wijayono