Cari Artikel Tekstil

Popular Post

  • Recent Developments in Smart and Intelligent Textiles.
  • Deciding the Fabric Features with Weaving Patterns.
  • AMedical Textiles: Nanofiber-based Smart Dressings for Burn Wounds.
  • Penjelasan mengenai pertenunan handuk.
  • Plasma Treatment Technology for Textile Industry Plasma Treatment Technology for Textile Industry.

Saturday, November 3, 2018

KLASIFIKASI TEKNIK STITCHING SULAMAN SEBAGAI SURFACE DESIGN TEKSTIL

oleh Mira Marlianti & Wuri Handayani
Prodi Tata Rias dan Busana, Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung Jl. Buah Batu No. 212 Bandung e-mail: mira.marlianti@yahoo.com

Tekstil merupakan media yang berperan dalam kehidupan manusia dan merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang terus berkembang seiring dengan perkembangan jaman. Tekstil yang diolah dengan kreatif dapat menjadikan kain sebagai media dalam berkreasi dan berekspresi sehingga menambah nilai visual secara estetis. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan mengenai istilah-istilah kebaruan dari teknik sulam (teknik induk dan teknik turunan) yang berkembang, mengidentifikasi secara singkat mengenai teknik-teknik tersebut, dan akhirnya menyusun penyebaran klasifikasi kebaruan dari teknik-teknik sulam yang ditemukan dan berkembang hingga kini. Tulisan ini merupakan hasil penelitian dengan metode analisis kepustakaan (Desk Study/ Library Search) mengenai teknik-teknik stitching khususnya sulam pada surface design tekstil. Hasil penelitian menunjukan adanya perkembangan klasifikasi dari teknik-teknik sulam dan turunannya. Yang mana dalam tulisan ini lebih terfokus pada klasifikasi sulam tangan (handmade stitching) bukan berupa sulam dengan mesin.

Keywords: Textile, Surface Design, Classification, Stitching, Embroidery

PENDAHULUAN 

Bersamaan dengan munculnya peradaban, manusia mulai mengenal berbagai teknik membuat dan menghias kain. Diawali dengan penggunaan bahan-bahan yang tersedia di alam yang diolah melalui teknik-teknik tradisional dan sederhana, yang kemudian sejalan dengan perkembangan zaman maka saat ini kain tekstil yang dihasilkannya pun tidak lagi hanya sekedar sederhana, namun kini tampilan visual dari kain tekstil yang dihasilkan cenderung lebih memperhatikan fungsi estetisnya. Tekstil itu sendiri memiliki pengertian, kain atau bahan yang terbentuk dari benang, berasal dari serat alam maupun buatan yang telah dipintal (Irma Hadisurya & tim, 2011:207).

Ada dua hal yang menjadi dasar dari desain tekstil, yakni structure design dan surface design. Terfokus pada kajian mengenai surface design, diasumsikan bahwa desain permukaan (surface design) merupakan suatu upaya teknik desain ornamental pada tekstil yang lebih menekankan pada upaya pemberian nilai-nilai keindahan pada kain yang telah jadi, diawali dengan kain polos kemudian diberi sentuhan teknik hias (dekoratif). Keindahan pada teknik desain permukaan ini dilakukan untuk menghasilkan kualitas dan estetika tampilan desain permukaan tekstilnya. 

Teknik surface design pada prinsipnya menerapkan perlakuan teknik desain pada permukaan kain setelah kain telah terbentuk. Banyak teori para ahli yang mencoba menerangkan mengenai klasifikasi desain permukaan (Surface Design ) tekstil, diantaranya adalah menurut E. Stout (1970) dalam Resinta Nuraida (2014:78) yang menyatakan bahwa: “Design is achieved of fabric in either both of two ways: …. (2) by applying a design o the fabric surface after the fabric has been constructed”. Dan menurut Budiyono bahwa Surface Design adalah merupakan desain yang ditujukan untuk memperkaya corak permukaan kain (Budiyono dkk, 2008:14). Tekstil hias permukaan pada prinsipnya memberikan atau membuat unsur hias pada suatu permukaan, dalam hal ini permukaan kain tekstil (Budiyono dkk, 2008:9). 

Salah satu upaya memperkaya reka permukaan (surface design) adalah melalui teknik stitching, yang memiliki koheren makna dengan kegiatan menyulam/ sulam ataupun menjahit. Sulaman adalah hiasan yang dibuat di atas kain atau bahan-bahan lain dengan bantuan alat dasar berupa jarum jahit/ sulam dan benang. Selain benang, hiasan untuk sulaman atau bordir dapat menggunakan bahan-bahan lain seperti potongan parrel, mutiara, manikmanik, bulu burung, pita, dan payet. Sedangkan teknik menjahit dalam reka permukaan adalah pekerjaan menyambung kain, bulu, kulit binatang, pepagan, dan bahan-bahan lain yang bisa dilewati jarum jahit dan benang. 

Seni sulaman merupakan keterampilan yang diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi. Seni sulaman juga bukan sekedar memberi hiasan pada sebuah bahan, namun juga sebagai cara mengekspresikan seni dari diri pembuatnya. Sulaman juga merupakan suatu karya seni yang mengandung keindahan, ketelitian, ketekunan, etos kerja, filosofi hidup, dan nilai-nilai adi luhung yang bersifat personal.

Dalam tulisan ini penulis ingin memberikan pengetahuan mengenai istilah-istilah kebaruan dari teknik sulam dan turuanannya yang berkembang, mengidentifikasi secara singkat mengenai teknik-teknik tersebut, dan akhirnya menyusun penyebaran klasifikasi kebaruan dari teknik-teknik sulaman yang ditemukan dan berkembang hingga kini. Hal ini menjadi penting untuk dikaji, mengingat data-data yang terangkum dalam penelitian ini dapat dijadikan bank data dalam mendokumentasikan berbagai macam teknik-teknik surface design khususnya teknik sulaman, yang pada gilirannya dapat digunakan sebagai pijakan dasar bagi penelitian sejenis selanjutnya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi, memperkaya kepustakaan ilmiah, serta menjadi bahan rekonstruksiasi dari pemetaan klasifikasi perkembangan teknik-teknik sulaman pada surface Design yang telah ada.



METODE

Tulisan ini merupakan hasil penelitian yang bersifat analisis kepustakaan sehingga lebih cenderung merupakan jenis penelitian kualitatif. Sebagai suatu penelitian metode deskriptif-kualitatif, maka langkah awal penelitian adalah tahapan pencarian data atau referensi. Dimana data primer diperoleh melalui penelitian kepustakaan (Desk Study/ Library Search) yaitu melalui pengumpulan referensi berupa wacana atau studi teks yang berasal dari berbagai studi literatur, dan referensi khususnya yang terkait dengan teknik-teknik stitching dan sulaman. Pada tahapan pengolahan data dalam tulisan ini, referensi teknik-teknik sulaman yang terhimpun meliputi informasi akan nama teknik dam identifikasi singkat dari nama teknik tersebut, yang untuk selanjutnya data tersebut akan dianalisis perkembangan klasifikasi tekniknya sehingga menghasilkan pemetaan klasifikasi kebaruan dari teknik-teknik sulaman pada Surface Design yang berkembang hingga saat ini.



HASIL DAN PEMBAHASAN

Perkembangan teknik sulaman pada surface design dari waktu ke waktu telah banyak mengalami inovasi khususnya terhadap eksplorasi dari material bahan dan teknik-teknik dasar pembuatannya. Maka dengan demikian perkembangan klasifikasi teknik sulaman pun sudah dipastikan mengalami perkembangan kebaruan baik dari segi istilah, nama teknik (teknik induk dan turunan) serta tampilan visual dari surface design-nya.

Peranan kreativitas personal dalam pengolahan teknik sulaman sangat penting karena terkait dengan nilai keunikan dan nilai estetika dari desain permukaan tekstil yang dihasilkannya. Dengan kata lain, sulaman merupakan teknik desain ornamental pada permukaan tekstil yang menekankan pada upaya memberi nilai-nilai keindahan pada kain yang telah jadi, dimana awalnya berupa kain polos kemudian diberi sentuhan teknik hias. Keindahan pada teknik desain permukaan ini pada dasarnya dilakukan untuk menghasilkan kualitas dan estetika tampilan desain permukaan tekstilnya.

Melalui varian teknik sulaman yang berhasil terangkum, maka dilakukan dua analisis, yakni pertama, analisis mengenai informasi nama teknik sulaman, tampilan visual permukaan sulaman dan identifikasi singkat mengenai teknik sulamannya. Kedua, analisis mengenai klasifikasi teknik induk, teknik turunannya. Dalam tulisan ini berhasil terkumpul dan teridentifikasi berbagai teknik desain sulaman (Tabel 1).

Berdasarkan data pada tabel 1, terangkum sebanyak 25 teknik sulaman. Dari 25 teknik yang ditemukan sulaman dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu sulaman warna (Colour Stitching) dan sulaman putih (white Stitching). Sulaman warna merupakan membuat ragam hias pada permukaan kain dengan benang yang diatur secara dekoratif pada permukaan kain dengan jalan menusukkan benang dengan bermacam-macam cara dan warna, sulaman berwarna dapat dikatakan pula sebagai sulaman yang diterapkan pada kain polos atau kain bercorak dengan menggunakan warna benang atau pita yang bervariasi. Sedangkan sulaman putih adalah sulaman yang warna benang hiasnya sama dengan warna bahan yang dihiasinya (dasarnya), disebut juga sulaman sewarna menurut Jane Williams (1982:24) dalam Ellis Yasin Nurcahyana (1998:6). Data yang diperoleh kemudian dianalisis lebih lanjut pengelompokan teknik induk dan teknik turunannya.

Analisis klasifikasi ragam sulam dapat dilihat pada Tabel 2. Berdasarkan analisis tersebut, diperoleh gambaran klasifikasi perkembangan keterbaruan dari teknik-telnik sulaman pada teknik surface design.

Tabel 1




PENUTUP

Berdasarkan pemaparan analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa teknik stitching kategori teknik induk sulaman terbagi atas dua kelompok besar, yakni teknik turunan sulaman warna/ colour stitching dan sulaman white stitching (sulam putih). Untuk lingkup teknik sulaman warna terbagi kembali menjadi 14 turunan teknik, yakni sulam bayangan, brazilian stitch, fantasi stitch, holbien stitch, kruissteek, long and short stitch, sulam inkrutasi, sulam Jerman, sulam lekat benang, frenchknot stitch, sulam Perancis, openhandiwerk stitch, rococo embroidery, dan sulam kerancang. Untuk jenis sulaman berwarna ini teranalisis sampai mencapai turunan ke-empat, misalnya seperti teknik sulam fantasi stitch memunculkan teknik janina, perpaduan teknik sulam holbien stitch dan sulam kruissteek memunculkan teknik sulam asisi, sedangkan teknik kruissteek sendiri memunculkan perkembangan teknik yang teridentifikasi dengan istilah breadpoint stitch, sulam lekat benang berkembang menjadi empat teknik sulaman (tehnik sulaman usus, sulaman kasab datar, dan teknik soutache), dan teknik sulaman Perancis ditemukan tehnik sulam kasab timbul sebagai turunannya.

Pada awal temuan ditemukan beberapa istilah teknik sulaman yang diduga merupakan satu teknik turunan, namun setelah dianalisis baik dari sisi teknik proses pembuatan dan karakteristik tampilan surface designnya, ternyata itu hanya berupa konvergen istilah saja. Hal ini dikarenakan tiap daerah atau negara yang menggunakan teknik ini, memberi penamaan istilah tersendiri terhadap satu jenis istilah teknik yang dimaksud. Padahal istilahistilah tersebut merujuk pada satu teknik. Contoh kasus pada teknik sulaman dimana di Eropa dikenal dengan teknik sulaman long and short stitch, namun di wilayah Sumatera Barat (Indonesia) teknik tersebut disebut sulaman suji cair, sedangkan di wilayah Asia lainnya dikenal dengan sulam Tiongkok atau sulam Hongkong.


Tabel 2


Bagan 1


Tidak menutup kemungkinan untuk penelitian selanjutnya, dalam hal jumlah teknik sulaman sangat memungkinkan terus bertambah dan berinovasi. Hal ini dikarenakan kecenderungan dorongan kreatifitas inovatif dari individu dari waktu ke waktu untuk terus bereksperimen dan bereksplorasi dalam menciptakan tampilan visual desain permukaan tekstil yang unik dan kebaruan. Untuk itu diperlukan klarifikasi perkembangannya yang baru guna memperkaya data dokumentasi dan identifikasi dari teknik-tehnik sulaman tersebut.

Terakhir disimpulkan, teknik sulaman merupakan suatu proses eksplorasi atau pengolahan kreatif baik dari segi penggunaan material/ bahan yang awalnya hanya menggunakan media benang berkembang dan berkombinasi dengan material-material lainnya seperti payet, parrel, manik-manik, pita dan spon maupun dari segi kombinasi gabungan teknik (misalnya berdasarkan temuan, tehnik sulaman asisi merupakan kombinasi dari sulam holbien stitch dan sulam kruissteek). Dengan kata lain tehnik sulaman yang diolah secara handmade, ekplorasi teknik-tekniknya yang tidak terbatas dan dan tidak dibatasi. Tehnik sulaman dapat menjelma menjadi elemen reka hias pada permukaan kain yang sangat memungkinkan menambah nilai kebaruan dan nilai estetikanya.



DAFTAR PUSTAKA

Budiono, dkk 2008 Kriya Tekstil – Untuk SMK, Jilid I. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Dirjen Manajemen Dikdasmen, Depdiknas

Dyah Indraswari, Nurkhamalasari 2013 Soutache Jewelry. Surabaya : Tiara Aksa. Irma Hadisurya & Tim 2011 Kamus Mode Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Henny Hasyim 2009 Bordir Aplikasi – Inspirasi dan Aplikasi Teknik Bordir Untuk Mempercantik Tampilan. Surabaya : Tiara Aksa PT. Trubus Agrisarana.

Ira Dhyani Indira & Tim 2012 Sulam Pita Modern. Jakarta: Kriya Pustaka.

Nining Irianingsih 2016 Breadpoint – Sulaman Kristik Dengan Payet. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, Kompas Gramedia.

Maslini 2012 Sulam Longshot Untuk Pemula. Jakarta: Kriya Pustaka.

Nurcahyana Ellis Yasin 1998 Penerapan Motif Dan Teknik Sulaman Pada Busana Kebaya Pengantin Adat Sunda (Studi Kasus Daerah Sukapura, Tasikmalaya) Laporan Tugas Akhir. Bandung: Kriya Tekstil dan Mode – STISI Lilis

Nurjanah 2011 Aneka Kreasi Sulam Bayangan. Depok: Rumah Kreasi.

Resinta Nuraida 2014 Eksplorasi Teknik Nuno Felting Pada Produk Fashion. Laporan Karya Tugas Akhir Kriya Tekstil. Bandung: FSRD - Institut Teknologi Bandung (ITB).

R.A. Endah 2013 Kreasi Trapunto. Surabaya: Tiara Aksa

Tim Penyusun Buku Yayasan Harapan Kita 1995 Indonesia Indah Jilid 4 – Kain-Kain Non-Tenun Indonesia. Jakarta: Perum Percetakan Negara Indonesia/ BP3 TMII


Laman 

belajarsulampita.wordpress.com,

http://www.chiaraconsiglia.it/creativita/

cucito-creativo-e-patchwork/quilt-italiaun-cuore-per-il-giappone-e-lomaggioallitalia,

http://tutorialsulampita.blogspot.

co.id/2016/06/pengertian-sulamantiongkok.html

krafsulam.blogspot.com

suminagashi.com

Lihat Juga

loading...

See Also

loading...

Ahli Desain Tekstil . 2018 Copyright. All rights reserved. Designed by Andrian Wijayono