KLASIFIKASI TEKNIK STITCHING SULAMAN SEBAGAI SURFACE DESIGN TEKSTIL
KLASIFIKASI TEKNIK STITCHING SULAMAN SEBAGAI SURFACE DESIGN TEKSTIL
oleh Mira Marlianti & Wuri Handayani
Prodi Tata Rias dan Busana, Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung Jl. Buah Batu No. 212 Bandung e-mail: mira.marlianti@yahoo.com
Prodi Tata Rias dan Busana, Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung Jl. Buah Batu No. 212 Bandung e-mail: mira.marlianti@yahoo.com
Tekstil merupakan media yang berperan dalam kehidupan manusia dan merupakan salah satu
kebutuhan primer manusia yang terus berkembang seiring dengan perkembangan jaman. Tekstil
yang diolah dengan kreatif dapat menjadikan kain sebagai media dalam berkreasi dan berekspresi
sehingga menambah nilai visual secara estetis. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan
pengetahuan mengenai istilah-istilah kebaruan dari teknik sulam (teknik induk dan teknik
turunan) yang berkembang, mengidentifikasi secara singkat mengenai teknik-teknik tersebut, dan
akhirnya menyusun penyebaran klasifikasi kebaruan dari teknik-teknik sulam yang ditemukan dan
berkembang hingga kini. Tulisan ini merupakan hasil penelitian dengan metode analisis kepustakaan
(Desk Study/ Library Search) mengenai teknik-teknik stitching khususnya sulam pada surface design
tekstil. Hasil penelitian menunjukan adanya perkembangan klasifikasi dari teknik-teknik sulam dan
turunannya. Yang mana dalam tulisan ini lebih terfokus pada klasifikasi sulam tangan (handmade
stitching) bukan berupa sulam dengan mesin.
Keywords: Textile, Surface Design, Classification, Stitching, Embroidery
PENDAHULUAN
Bersamaan dengan munculnya peradaban,
manusia mulai mengenal berbagai teknik
membuat dan menghias kain. Diawali dengan
penggunaan bahan-bahan yang tersedia di alam
yang diolah melalui teknik-teknik tradisional
dan sederhana, yang kemudian sejalan dengan
perkembangan zaman maka saat ini kain tekstil
yang dihasilkannya pun tidak lagi hanya sekedar
sederhana, namun kini tampilan visual dari
kain tekstil yang dihasilkan cenderung lebih
memperhatikan fungsi estetisnya. Tekstil itu
sendiri memiliki pengertian, kain atau bahan
yang terbentuk dari benang, berasal dari serat
alam maupun buatan yang telah dipintal (Irma Hadisurya & tim, 2011:207).
Ada dua hal yang menjadi dasar dari
desain tekstil, yakni structure design dan surface
design. Terfokus pada kajian mengenai surface
design, diasumsikan bahwa desain permukaan
(surface design) merupakan suatu upaya teknik
desain ornamental pada tekstil yang lebih
menekankan pada upaya pemberian nilai-nilai
keindahan pada kain yang telah jadi, diawali
dengan kain polos kemudian diberi sentuhan
teknik hias (dekoratif). Keindahan pada
teknik desain permukaan ini dilakukan untuk
menghasilkan kualitas dan estetika tampilan
desain permukaan tekstilnya.
Teknik surface design pada prinsipnya
menerapkan perlakuan teknik desain pada
permukaan kain setelah kain telah terbentuk.
Banyak teori para ahli yang mencoba
menerangkan mengenai klasifikasi desain
permukaan (Surface Design ) tekstil, diantaranya
adalah menurut E. Stout (1970) dalam Resinta
Nuraida (2014:78) yang menyatakan bahwa:
“Design is achieved of fabric in either both of two
ways: …. (2) by applying a design o the fabric
surface after the fabric has been constructed”.
Dan menurut Budiyono bahwa Surface Design
adalah merupakan desain yang ditujukan untuk
memperkaya corak permukaan kain (Budiyono
dkk, 2008:14). Tekstil hias permukaan pada
prinsipnya memberikan atau membuat unsur
hias pada suatu permukaan, dalam hal ini
permukaan kain tekstil (Budiyono dkk, 2008:9).
Salah satu upaya memperkaya reka
permukaan (surface design) adalah melalui
teknik stitching, yang memiliki koheren makna
dengan kegiatan menyulam/ sulam ataupun
menjahit. Sulaman adalah hiasan yang dibuat di
atas kain atau bahan-bahan lain dengan bantuan
alat dasar berupa jarum jahit/ sulam dan
benang. Selain benang, hiasan untuk sulaman
atau bordir dapat menggunakan bahan-bahan
lain seperti potongan parrel, mutiara, manikmanik,
bulu burung, pita, dan payet. Sedangkan
teknik menjahit dalam reka permukaan adalah
pekerjaan menyambung kain, bulu, kulit
binatang, pepagan, dan bahan-bahan lain yang
bisa dilewati jarum jahit dan benang.
Seni sulaman merupakan keterampilan
yang diwariskan secara turun temurun dari satu
generasi ke generasi. Seni sulaman juga bukan
sekedar memberi hiasan pada sebuah bahan,
namun juga sebagai cara mengekspresikan seni
dari diri pembuatnya. Sulaman juga merupakan
suatu karya seni yang mengandung keindahan,
ketelitian, ketekunan, etos kerja, filosofi hidup,
dan nilai-nilai adi luhung yang bersifat personal.
Dalam tulisan ini penulis ingin memberikan
pengetahuan mengenai istilah-istilah kebaruan
dari teknik sulam dan turuanannya yang
berkembang, mengidentifikasi secara singkat
mengenai teknik-teknik tersebut, dan akhirnya
menyusun penyebaran klasifikasi kebaruan
dari teknik-teknik sulaman yang ditemukan
dan berkembang hingga kini. Hal ini menjadi
penting untuk dikaji, mengingat data-data
yang terangkum dalam penelitian ini dapat
dijadikan bank data dalam mendokumentasikan
berbagai macam teknik-teknik surface design
khususnya teknik sulaman, yang pada gilirannya
dapat digunakan sebagai pijakan dasar bagi
penelitian sejenis selanjutnya. Hasil penelitian
ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi,
memperkaya kepustakaan ilmiah, serta menjadi
bahan rekonstruksiasi dari pemetaan klasifikasi
perkembangan teknik-teknik sulaman pada
surface Design yang telah ada.
METODE
Tulisan ini merupakan hasil penelitian
yang bersifat analisis kepustakaan sehingga
lebih cenderung merupakan jenis penelitian
kualitatif. Sebagai suatu penelitian metode
deskriptif-kualitatif, maka langkah awal
penelitian adalah tahapan pencarian data atau
referensi. Dimana data primer diperoleh melalui
penelitian kepustakaan (Desk Study/ Library
Search) yaitu melalui pengumpulan referensi
berupa wacana atau studi teks yang berasal dari
berbagai studi literatur, dan referensi khususnya
yang terkait dengan teknik-teknik stitching dan
sulaman. Pada tahapan pengolahan data dalam
tulisan ini, referensi teknik-teknik sulaman yang terhimpun meliputi informasi akan nama
teknik dam identifikasi singkat dari nama teknik
tersebut, yang untuk selanjutnya data tersebut
akan dianalisis perkembangan klasifikasi
tekniknya sehingga menghasilkan pemetaan
klasifikasi kebaruan dari teknik-teknik sulaman
pada Surface Design yang berkembang hingga
saat ini.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perkembangan teknik sulaman pada surface design dari waktu ke waktu telah banyak mengalami inovasi khususnya terhadap eksplorasi dari material bahan dan teknik-teknik dasar pembuatannya. Maka dengan demikian perkembangan klasifikasi teknik sulaman pun sudah dipastikan mengalami perkembangan kebaruan baik dari segi istilah, nama teknik (teknik induk dan turunan) serta tampilan visual dari surface design-nya.
Peranan kreativitas personal dalam pengolahan teknik sulaman sangat penting karena terkait dengan nilai keunikan dan nilai estetika dari desain permukaan tekstil yang dihasilkannya. Dengan kata lain, sulaman merupakan teknik desain ornamental pada permukaan tekstil yang menekankan pada upaya memberi nilai-nilai keindahan pada kain yang telah jadi, dimana awalnya berupa kain polos kemudian diberi sentuhan teknik hias. Keindahan pada teknik desain permukaan ini pada dasarnya dilakukan untuk menghasilkan kualitas dan estetika tampilan desain permukaan tekstilnya.
Melalui varian teknik sulaman yang berhasil terangkum, maka dilakukan dua analisis, yakni pertama, analisis mengenai informasi nama teknik sulaman, tampilan visual permukaan sulaman dan identifikasi singkat mengenai teknik sulamannya. Kedua, analisis mengenai klasifikasi teknik induk, teknik turunannya. Dalam tulisan ini berhasil terkumpul dan teridentifikasi berbagai teknik desain sulaman (Tabel 1).
Berdasarkan data pada tabel 1, terangkum sebanyak 25 teknik sulaman. Dari 25 teknik yang ditemukan sulaman dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu sulaman warna (Colour Stitching) dan sulaman putih (white Stitching). Sulaman warna merupakan membuat ragam hias pada permukaan kain dengan benang yang diatur secara dekoratif pada permukaan kain dengan jalan menusukkan benang dengan bermacam-macam cara dan warna, sulaman berwarna dapat dikatakan pula sebagai sulaman yang diterapkan pada kain polos atau kain bercorak dengan menggunakan warna benang atau pita yang bervariasi. Sedangkan sulaman putih adalah sulaman yang warna benang hiasnya sama dengan warna bahan yang dihiasinya (dasarnya), disebut juga sulaman sewarna menurut Jane Williams (1982:24) dalam Ellis Yasin Nurcahyana (1998:6). Data yang diperoleh kemudian dianalisis lebih lanjut pengelompokan teknik induk dan teknik turunannya.
Analisis klasifikasi ragam sulam dapat dilihat pada Tabel 2. Berdasarkan analisis tersebut, diperoleh gambaran klasifikasi perkembangan keterbaruan dari teknik-telnik sulaman pada teknik surface design.
Tabel 1
PENUTUP
Berdasarkan pemaparan analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa teknik stitching kategori teknik induk sulaman terbagi atas dua kelompok besar, yakni teknik turunan sulaman warna/ colour stitching dan sulaman white stitching (sulam putih). Untuk lingkup teknik sulaman warna terbagi kembali menjadi 14 turunan teknik, yakni sulam bayangan, brazilian stitch, fantasi stitch, holbien stitch, kruissteek, long and short stitch, sulam inkrutasi, sulam Jerman, sulam lekat benang, frenchknot stitch, sulam Perancis, openhandiwerk stitch, rococo embroidery, dan sulam kerancang. Untuk jenis sulaman berwarna ini teranalisis sampai mencapai turunan ke-empat, misalnya seperti teknik sulam fantasi stitch memunculkan teknik janina, perpaduan teknik sulam holbien stitch dan sulam kruissteek memunculkan teknik sulam asisi, sedangkan teknik kruissteek sendiri memunculkan perkembangan teknik yang teridentifikasi dengan istilah breadpoint stitch, sulam lekat benang berkembang menjadi empat teknik sulaman (tehnik sulaman usus, sulaman kasab datar, dan teknik soutache), dan teknik sulaman Perancis ditemukan tehnik sulam kasab timbul sebagai turunannya.
Pada awal temuan ditemukan beberapa istilah teknik sulaman yang diduga merupakan satu teknik turunan, namun setelah dianalisis baik dari sisi teknik proses pembuatan dan karakteristik tampilan surface designnya, ternyata itu hanya berupa konvergen istilah saja. Hal ini dikarenakan tiap daerah atau negara yang menggunakan teknik ini, memberi penamaan istilah tersendiri terhadap satu jenis istilah teknik yang dimaksud. Padahal istilahistilah tersebut merujuk pada satu teknik. Contoh kasus pada teknik sulaman dimana di Eropa dikenal dengan teknik sulaman long and short stitch, namun di wilayah Sumatera Barat (Indonesia) teknik tersebut disebut sulaman suji cair, sedangkan di wilayah Asia lainnya dikenal dengan sulam Tiongkok atau sulam Hongkong.
Tabel 2
Bagan 1
Tidak menutup kemungkinan untuk penelitian selanjutnya, dalam hal jumlah teknik sulaman sangat memungkinkan terus bertambah dan berinovasi. Hal ini dikarenakan kecenderungan dorongan kreatifitas inovatif dari individu dari waktu ke waktu untuk terus bereksperimen dan bereksplorasi dalam menciptakan tampilan visual desain permukaan tekstil yang unik dan kebaruan. Untuk itu diperlukan klarifikasi perkembangannya yang baru guna memperkaya data dokumentasi dan identifikasi dari teknik-tehnik sulaman tersebut.
Terakhir disimpulkan, teknik sulaman merupakan suatu proses eksplorasi atau pengolahan kreatif baik dari segi penggunaan material/ bahan yang awalnya hanya menggunakan media benang berkembang dan berkombinasi dengan material-material lainnya seperti payet, parrel, manik-manik, pita dan spon maupun dari segi kombinasi gabungan teknik (misalnya berdasarkan temuan, tehnik sulaman asisi merupakan kombinasi dari sulam holbien stitch dan sulam kruissteek). Dengan kata lain tehnik sulaman yang diolah secara handmade, ekplorasi teknik-tekniknya yang tidak terbatas dan dan tidak dibatasi. Tehnik sulaman dapat menjelma menjadi elemen reka hias pada permukaan kain yang sangat memungkinkan menambah nilai kebaruan dan nilai estetikanya.
DAFTAR PUSTAKA
Budiono, dkk 2008 Kriya Tekstil – Untuk SMK, Jilid I. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Dirjen Manajemen Dikdasmen, Depdiknas
Dyah Indraswari, Nurkhamalasari 2013 Soutache Jewelry. Surabaya : Tiara Aksa. Irma Hadisurya & Tim 2011 Kamus Mode Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Henny Hasyim 2009 Bordir Aplikasi – Inspirasi dan Aplikasi Teknik Bordir Untuk Mempercantik Tampilan. Surabaya : Tiara Aksa PT. Trubus Agrisarana.
Ira Dhyani Indira & Tim 2012 Sulam Pita Modern. Jakarta: Kriya Pustaka.
Nining Irianingsih 2016 Breadpoint – Sulaman Kristik Dengan Payet. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, Kompas Gramedia.
Maslini 2012 Sulam Longshot Untuk Pemula. Jakarta: Kriya Pustaka.
Nurcahyana Ellis Yasin 1998 Penerapan Motif Dan Teknik Sulaman Pada Busana Kebaya Pengantin Adat Sunda (Studi Kasus Daerah Sukapura, Tasikmalaya) Laporan Tugas Akhir. Bandung: Kriya Tekstil dan Mode – STISI Lilis
Nurjanah 2011 Aneka Kreasi Sulam Bayangan. Depok: Rumah Kreasi.
Resinta Nuraida 2014 Eksplorasi Teknik Nuno Felting Pada Produk Fashion. Laporan Karya Tugas Akhir Kriya Tekstil. Bandung: FSRD - Institut Teknologi Bandung (ITB).
R.A. Endah 2013 Kreasi Trapunto. Surabaya: Tiara Aksa
Tim Penyusun Buku Yayasan Harapan Kita 1995 Indonesia Indah Jilid 4 – Kain-Kain Non-Tenun Indonesia. Jakarta: Perum Percetakan Negara Indonesia/ BP3 TMII
Laman
belajarsulampita.wordpress.com,
http://www.chiaraconsiglia.it/creativita/
cucito-creativo-e-patchwork/quilt-italiaun-cuore-per-il-giappone-e-lomaggioallitalia,
http://tutorialsulampita.blogspot.
co.id/2016/06/pengertian-sulamantiongkok.html
krafsulam.blogspot.com
suminagashi.com