Cari Artikel Tekstil

Popular Post

  • Recent Developments in Smart and Intelligent Textiles.
  • Deciding the Fabric Features with Weaving Patterns.
  • AMedical Textiles: Nanofiber-based Smart Dressings for Burn Wounds.
  • Penjelasan mengenai pertenunan handuk.
  • Plasma Treatment Technology for Textile Industry Plasma Treatment Technology for Textile Industry.

Saturday, November 3, 2018

Susunan benang atas dan bawah Pada Kain Rangkap

Mengenai ukuran dan perbandingan jumlah benang untuk kain atas dan kain bawah terutama ditentukan oleh berapa syarat yangharus ditambahkan pada anyaman atas, akan tetapi mengenai susunan benang –benang atas dan bawah seperti 1 a1 atau 2 a 2 dan seterusnya dengan menggunakan benang atas yang berbeda dengan bawah ditentukan oleh jumlah bak teropong mesin tenun.
Paling umum kain rangkap bersusunan 1 a 1, dan pakan 1 a 1 seperti terlihat pada gambar 291A dan lusi 2 a 1, pakan 2 a 1 seperti pada gambar 291 B.
Kalau mesin tenun mempunyai bak-bak teropong hanya pada satu sisi saja, sedang pakan bawah harus berbeda dengan pakan atas, maka akan menghasilkan kain yang bersusunan pakan 2 a 2 atau 4 a 2 seperti terlihat pada gambar 291 C dan D.
Gambar 291

Jika diinginkan kain atas yang sangat halus kadang-kadang susunan benang 3 a 1 seperti terlihat pada gambar 291 E, Susunan benang bisa bervariasi lagi seperti misalnya lusi 1 a 1, pakan 2 a 1 atau sebaliknya masing-masing seperti terlihat pada gambar 291 F dan 291 G, lusi 2 a 1, pakan 2 a 2 seperti terlihat pada gambar 291 A. Susunan yang tidak teratur seperti atas 5 bawah 4 untuk satu raport (gambar 291 I) dan atas 5 bawah 5 (gambar 291 J) dan sebagainya, bisadibuat untuk mendapatkan perbandingan jumlah benang yang sukar dicapai dengan susunan yang teratur.
Mengenai susunan benang atas dan bawah tergantung dari bentuk kain yang akan dibuat.
Jika bentuk pipa yang dikehendaki , misalnya untuk keperluan seperti pipa, kantong, sumbu lampu dan sebagainya maka susunan yang biasa adalah 1 a 1, Untuk membuat kain yang terbuka pada salah satu pinggirnya misalnya untuk membuat lain 2 kali lebar, tetapi mesin yang ada untuk membuat kain 1 x lebar, maka susunan benang untuk kain semacam ini adalah 2 a 2.
Mengenai ukuran benang atas dan bawah yang digunakan sebaiknya memenuhi ketentuan, bahwa nomor benang sebanding dengan jumlah benang untuk masing-masing lapisan kain.
Jika kain rangkap yang susunannya 1 a 1, maka benang yang digunakan hendaknya bernomor sama, Jika susunan 2 a 1 maka benang bawah haruslah lebih tebal, umpama nomornya dua pertiga sampai setengah dari nomor benang atas. Benang bawah dibuat lebih tebal dari benang atas terutama kalau benang atas yang dipakai adalah benang wol halus (worsted) dan benang bawah adalah benang wol kasar (wollen).
Perbandingan nomor benang atas dan bawah tergantung dari kekuatan relatip yang dikehendaki dari kain atas dan bawah.
Susunan 2 a 1 dibuat karena dikehendaki kain bawah harus lebih kuat daripada kain atas. Apabila kedua kain, atas dan bawah sama anyamannya dengan susunan 2 a 1 seperti itu, maka dapat diharapkan serat kain bawah bisa tiga atau empat kali dari berat kain atas.     

Lihat Juga

loading...

See Also

loading...

Ahli Desain Tekstil . 2018 Copyright. All rights reserved. Designed by Andrian Wijayono