Cara Menguji Grade Kain
Grading kain adalah penggolongan
kain berdasarkan cacat kain. Cacat kain adalah kelainan yang tampak pada
permukaan kain secara visual yang dapat menurunkan mutu kain dan terjadi tanpa
direncanakan.
Kegunaan grading kain adalah :
1.
Untuk menggolongkan dalam hal mutu, misalnya mutu pertama
dan kedua, berdasarkan keinginan pasar atau konsumen.
2.
Untuk memberikan informasi tentang kain yang sedang
dihasilkan.
Grading kain bisa menjadi
sukar apabila hanya berdasarkan penglihatan atau perasaan. Selembar kain
mungkin akan tampak menjadi mutu pertama bagi seseorang tetapi tidak bagi orang
lain. Kedaan ini menyulitkan bagi perusahaan-perusahaan karena harus melayani
beragam pembeli, hal ini dapat diatasi dengan adanya standar untuk menilai
grade kain secara kuantitatif. Cara yang banyak dipakai adalah system point,
dengan cara ini tiap cacat kain (defect) dinilai dengan angka tertentu.
Grading kain
berkaitan dengan cacat kain, cacat kain dibagi menjadi beberapa jenis,
yaitu:
a.
Cacat
kecil
Cacat
kecil adalah cacat kain yang tidak jelas terlihat pada pandangan sekilas.
b.
Cacat
sedang
Cacat
sedang adalah cacat yang terlihat jelas pada pandanfan sekilas .
c. Cacat besar
Cacat besar
adalah cacat yang sangat jelas terlihat.
d. Cacat mutlak
Cacat mutlak adalah cacat
yang menyebabkan kain tersebut dinilai dibawah tingkat mutu yang ditetapkan.
Ketentuan umum cacat kain
mentah (grey) adalah :
a.
Cacat
mayor
Cacat mayor adalah cacat kain yang
tidak dapat diperbaiki
b.
Cacat
minor
Cacat
minor adalah cacat kain yang masih bisa diperbaiki dan akan hilang pada proses
penyempurnaan.
Ketentuan umum cacat kain yang
telah disempurnakan (finish) adalah :
- Cacat Sub minor
Cacat yang tidak
nampak dan tidak mempengaruhi penilaian angka grading. Jika hal ini sering
terjadi maka harus dimintakan pertanggungjawaban siap yang bertanggung jawab.
- Cacat minor
Cacat
yang agak nampak pada kilasan pandangan pertama, dan mungkin menyebabkan cacat
pada pakaian, cacat ini dinilai lebih kecil tergantung panjang cacat.
- Cacat Mayor
Cacat ini kelihatan atau sangat terlihat dan kebanyakan menyebabkan
kerusakan pakaian. Cacat
ini dinilai lebih besar tergantung panjang cacat.
- Critical defect
Cacat yang menyebabkan pakaian sudah tidak dapat dipakai
lagi, meskipun mutu kedua. Bagian cacat ini harus dibuang atau dipotong.
Penyebab umum terjadinya cacat kain adalah
benang lusi dan benang pakan, diantaranya pakan putus, pakan kasar, tebal tipis
pakan, pakan kasar dan pinngir kain rusak., Sedangkan kain-kain yang telah
disempurnakan cacat yang sering tampak adalah belang putih, noda-noda, coret
moret, bintik-bintik putih, hangus, mengkeret, kusut, warna tidak rata dan
lain-lain. Untuk menilai cacat diperlukan definisi dari tiap-tiap cacat, lebih
baik jika dilengkapi dengan foto cacat. Definisi cacat dapat dilihat
pada buku Grover And Hamby Hanbook of Textile Testing And Quality Control
atau ASTM D 3990-93 (1998) Standard Terminology Relating To Fabric Deffect.
Untuk memberikan penilaian
yang sama, cacat yang tampak diberi angka hukuman berdasarkan panjang cacat dan
tidak dibedakan cacat mayor atau minor. Terdapat berbagai sistem pemberian
angka hukuman tetapi umunya berdasarkan pada sistem empat angka atau sistem
sepuluh angka. Berikut ini salah satu contoh sistem sepuluh angka yang banyak
digunakan di Indonesia.
Tabel 3.1 Ukuran dan Nilai Cacat
Kain Tenun
No
|
Kelompok Cacat
|
Ukuran dan Nilai
|
||||||||||
Mutlak
|
Besar
|
Sedang
|
Kecil
|
|||||||||
|
|
|
Ukuran
|
N
|
Ukuran
|
N
|
Ukuran
|
N
|
||||
1.
|
Nep
|
-
|
>
50 cm X lebar kain
|
10
|
10
– 50 cm X lebar
|
5
|
2
– 10 cm X lebar
|
3
|
||||
2.
|
Slub
|
-
|
>
5 cm
|
10
|
1
– 5 cm
|
5
|
<
1 cm
|
3
|
||||
3.
|
Benang tidak rata
|
-
|
>
50 cm
|
10
|
10
– 50 cm
|
5
|
<
10 cm
|
3
|
||||
4.
|
Benang putus
|
-
|
>
50 cm
|
10
|
10
– 50 cm
|
5
|
<
10 cm
|
3
|
||||
5.
|
Benang tegang,
kendor
|
-
|
>
50 cm
|
10
|
10
– 50 cm
|
5
|
<
10 cm
|
3
|
||||
6.
|
Garis lipatan
|
-
|
>
10 cm
|
10
|
2,5
– 10 cm
|
5
|
<
2,5 cm
|
3
|
||||
7.
|
Garis lusi
|
-
|
>
25 cm
|
10
|
10
– 25 cm
|
5
|
<
10 cm
|
3
|
||||
8.
|
Garis pakan
|
>3
garis pakan
|
½
lebar kain
|
10
|
¼ lebar - ½ lebar
|
5
|
<
¼ lebar kain
|
3
|
||||
9.
|
Salah pola
|
Tampak
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
||||
10.
|
Bare
|
Tampak
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
||||
11.
|
Belang
|
Tampak
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
||||
12.
|
Sobek
|
Tampak
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
||||
13.
|
Benang tak
teranyam
|
>
0,5 X 10 cm
|
>
0,5 X 5 cm – 0,5 X 10 cm
|
10
|
0,5
X 2 cm – 0,5 X 5 cm
|
5
|
<
0,5 X 2 cm
|
3
|
||||
14.
|
Noda
|
0,5
X 0,5 cm kontras
|
0,5
X 0,5 cm Jelas
|
10
|
0,5
X 0,5 cm samar
|
5
|
-
|
-
|
||||
15.
|
Cacat lebar
|
>
2 % lebar
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
||||
16.
|
Pakan bias
|
>
5 % lebar
|
>
2 – 5 %
|
10
|
<
1 %
|
5
|
<
1 %
|
3
|
||||
17.
|
Cacat pinggir
|
Diberi
nalai 1
|
||||||||||
Keterangan :
N : Nilai
Kain dianggap mengandung nep jika kenampakan kain lebih rendah dari nilai
C pada grade standar benang.
% Pakan bias
=
X 100 %
|
I.
Langkah Pengujian
1.
Tarik ujung kain yang akan diperiksa dan lewatkan pada
meja periksa sehingga permukaan kain secara merata terletak pada meja periksa.
2.
Tarik dan gerakan kain dengan bantuan tangan atau mesin
ke arah pajang kain.
3.
Periksa dan amati bagian kain yang berada di atas bagian
tembus cahaya meja periksa dan teruskan gerakan bila tidak terdapat cacat. Pengamatan dengan jarak 90 cm dari
meja.
4.
Hentikan gerakan bila dijumpai ada cacat. Ukur panjang cacat dalam cm.
5.
Catat
cacat tersebut pada kelompok cacat yang ditentukan.
6.
Nilai
cacat tersebut sesuai ukuran dan nilai cacat pada table. Jika dalam 1 m panjang
kain terdapat cacat yang terdiri dari satu jenis cacat, maka nilai cacat yang
dihitung untuk 1 m tersebut adalah 10, walaupun nilai cacat yang ada lebih dari
10.
7.
Jika
pada kain terdapat cacat mutlak seperti yang tercantum pada table, maka kain
tersebut dinilai dibawah tingkat mutu yang ditetapkan.
8.
Ukur panjang tiap gulungan kain yang dinilai.
9.
Hitung
jumlah nilai cacat kain tiap gulungan.
10.
Hitung nilai cacat kain rata-rata per meter dari
masing-masing gulungan secara terpisah.
II.
Alat – Alat dan Bahan
1.
Peralatan
-
Meja periksa yang dilengkapi dengan skala pengukur
panjang dan memiliki bagian yang tembus cahaya. Bagian tersebut disinari dengan lampu yang cukup terang.
-
Alat pengukur panjang dengan skala cm
-
Alat
pencatat
2.
Persiapan
Contoh Uji
Kondisikan kain
yang akan diuji dalam ruangan standar pengujian.
4 comments
Wiiih materi evaluasi kain... bagus nih untuk referensi materi kuliah evaluasi kain di STTT
REPLYTarik ujung kain yang akan diperiksa dan lewatkan pada meja periksa sehingga permukaan kain secara merata terletak pada meja periksa... ini maksudnya gimana gan
REPLYGan.. bisa minta fotonya ga jenis jenis cacat yang agan udah diposting
REPLYWah gan.. kalo di pabrik tempat saya kerja agak berbeda cara penilaiannya
REPLY