Cara Menguji Daya Tahan Air Kain (Cara Siram)
Air dapat menembus kain melalui tiga cara,
yaitui:
1.
Oleh
pembasahan kain, diikuti sifat kapiler yang membawa air menembus kain
2.
Oleh
tekanan air yang menekannya melalui rongga-rongga pada kain
3.
Oleh
kombinasi kedua cara tersebut di atas.
Jika kain dibuat sedemikian rapat hingga tidak ada rongga-rongga diantara
benang-benang, kain masih mungkin tembus air jika air dapat membasahi kain. Hal
ini terjadi pada kain kanvas dari kapas yang ditenun sangat rapat. Apabila kain
tenun biasa dibuat dari serat yang diberi proses kimia sehingga tidak dapat
dibasahi oleh air, maka air akan menggelincir dipermukaan kain tanpa
menembusnya, tetapi jika air terkumpul di permukaan kain dengan ketebalan
tertentu atau air menetesi kain dengan tekanan yang lebih kuat, air akan
menembus kain melalui rongga-rongga pada kain. Hal ini terjadi pada kain yang
disebut kain tahan gerimis. Agar kain benar-benar tidak ditembus air, kain
harus dilapisi dengan pelapis yang tidak tembus air, misalnya untuk jas hujan,
kain dilapisi karet, atau untuk terpal dilapisi sejenis ter. Kain yang diberi
pelapis juga bersifat tidak tembus udara, sehingga tidak nyaman dipakai. Untuk
pakaian biasa diperlukan sifat tahan air cukup namun masih bersifat tembus
udara dan uap air.
Uraian di atas
menunjukkan perbedaan sifat kedap air (waterproof), tahan air (water
resistance) dan tolak air (water repellence). Kain kedap air adalah
kain yang dilapisi dengan zat tidak tembus air sehingga juga tidak tembus
udara. Tahan air adalah sifat kain untuk mencegah pembesahan dan tembus air,
tetapi masih bersifat tembus udara. Tolak air adalah sifat serat, benang atau
kain yang menolak pembasahan air. Kain bersifat tolak air dapat ditembus udara
dan uap air dan masih mungkin ditembus air dengan tekanan ,misalnya tetesan air
hujan yang cukup lebat.
Walaupun
terdapat hubungan antara tolak air dan tahan air, untuk tujuan masing-masing
diperlukan pengujian yang berbeda, yaitu Uji Siram untuk menilai tolak air, Uji
Hujan untuk menilai tahan air dan Uji Tekanan Hidrostatik untuk menilai kedap
air,
Prinsip
pengujian Uji Siram adalah menyiramkan air pada permukaan kain dengan kondisi
tertentu, sehingga menghasilkan pola kebasahan pada permukaan kain,yang
ukurannya relatif bergantung pada sifat tolak air kain. Evaluasi dilakukan
dengan membandingkan pola kebasahan kain dengan gambar pada Penilaian Uji Siram
Standar
Prinsip Uji
Hujan adalah menyiramkan air dengan tekanan tetesan air tertentu pada permukaan
kain dengan kondisi tertentu selama waktu tertentu. Diukur jumlah air yang
menembus kain dan jumlah air yang terserap kain. Kondisi pengujian yang
berhubungan dengan tekanan tetesan air, seperti besar tetesan air, jarak
peyiram dari contoh uji, letak contoh uji terhadap arah tetesan air dan waktu
penyiraman berbeda antara standar satu dengan standar lainnya.
Prinsip Uji
Tekanan Hidrostatik adalah memberikan tekanan hidrostatik yang meningkat terus
dengan kecepatan tetap pada permukaan kain, sehingga tiga titik air menembus
kain.
Ukuran tabung
pemegang contoh uji dan kecepatan peningkatan tekanan hidrostatik pada
masing-masing standar berbeda.
Cara uji ini
dapat digunakan pada semua jenis kain, baik yang tidak/belum ataupun yang sudah dilakukan penyempurnaan
tahan air atau tolak air. Cara ini terutama sesuai untuk menilai kebaikan
penyempurnaan tolak air yang telah diberikan pada kain khususnya kain dengan
anyaman polos. Cara ini tidak dimaksudkan untuk meramalkan tahan hujan kain,
oleh karena itu perembesan air melalui kain tidak diukur.
Dalam uji siram
dipakai siraman air yang berasal dari corong dengan lubang penyiraman. Air
disiramkan diatas contoh uji yang dipasang pada lingkaran penyulam dan dipasang
pada kedudukan miring 45o dengan bidang horisontal.
Pengujian
dilakukan dengan menyiramkan secara teratur 200 cm2 air dengansuhu 22o
C kedalam corong penyiram. Setelah penyiraman selesai, pemegang contoh diambil
dan sisa air dibuang dengan memukul-mukulkan tepi lingkaran penyulam sebanyak
enam kali pada benda keras, dengan permukaan kain mengarah pada benda keras
tersebut. Pemukkulan tersebut dilakukan dalm dua posisi yaitu 3 kali pada
posisi di suatu tempat pda pemegang contoh dan tiga kali pada posisi setengah
lingkaran 180o terhadap posisi pertama.
Penilaian
terhadap uji daya tolak air dilakukan dengan menggunakan standar penilaian uji
siram. Setelah kelebihan air selesai dibuang, permukaan kain diamati secara
visual dengan membandingkan peta air yang tinggal pada permukaan kain dengan
peta pada standar penilaian uji siram.
Standar
penilain uji siram bervariasi antara lain sebagai berikut :
Nilai
100 : Tidak ada air yang menempel atau
membasahi permukaan kain.
Nilai
90 : Terjadi sedikit pembasahan pada
permukaan kain bagian atas.
Nilai
80 : Terjadi pembasaha pada permukaan
kain bagian atas.
Nilai 70 : Terjadi pembasahan pada sebagian daerah
permukaan kain bagian atas.
Nilai
50 : Terjadi pembasahan pada seluruh
permukaan kain bagian atas.
Nilai 0 : Terjadi pembasahan pad seluruh permukaa
kain bagan atas dan bawah
I.
PELAKSANAAN PENGUJIAN
1. Peralatan
a.
AATCC
Spray Tester. Terdiri dari corong gelas diameter 150 mm, yang ujungnya
dipasang penyemprot diameter 32 mm, dengan 19 lubang-lubang diameter 0,86 mm
yang diatur melingkar. Satu lubang di titik pusat penyemprot, enam lubang
melingkar ditengah dan 12 lubang melingkar di luarnya. Penyemprot dipasang di
atas penyangga contoh uji sehingga jarak ujung penyemprot dari permukaan contoh
uji 150 mm. Penyangga contoh uji membentuk sudut 45 ° dengan bidang datar.
b.
Simpai
bordir , diameter 150 mm.
2.
Persiapan
Contoh Uji
Tiga buah contoh uji berukuran 180 mm x 180
mm, dikondisikan dalam ruang standar pengujian selama minimum empat jam. Jika
memungkinkan masing-masing contoh uji tidak mengandung benang lusi dan benang
pakan yang sama.
3. Cara Pengujian
a.
Pasang
contoh uji pada simpai bordir sehingga tidak terdapat kerutan-kerutan pada kain
b.
Letakkan
simpai beserta contoh uji pada penyangga contoh uji sedemikian sehingga titik
tengah penyemprot tepat di atas titik tengah simpai.
c.
Untuk
kain-kain keper, gabardin, atau kain sejenis yang mempunyai pola rusuk-rusuk,
letakkan simpai sedemikian sehingga rusuk-rusuk miring terhadap aliran air di
permukaan kain.
d.
Tuangkan
250 ml air suling, suhu 27 ± 1 °C ke dalam corong penyemprot dan biarkan air menyemprot
contoh uji selama 25 – 30 detik. Waktu menuang air gelas piala jangan menyentuh
corong.
e.
Ambil
simpai dengan memegangnya pada satu sisi dan ketukkan sisi lain pada benda
keras dengan permukaan kain menghadap ke bawah satu kali. Putar simpai 180° dan ketukkan sekali pada sisi yang semula
dipegang.
f.
Ulangi
pekerjaan tersebut untuk tiga contoh uji
4. Cara Evaluasi
Segera setelah contoh uji diketukkan,
bandingkan pola titik-titik pembasahan atau bagian basah kain dengan gambar
Penilaian Uji Siram Standar dari AATCC. Nilai Uji Siram masing-masing contoh
uji didasarkan pada nilai terdekat dengan ganbar Penilaian Uji Siram Standar.
Dalam penilaian kain dengan konstruksi kurang rapat seperti voile, air yang
menembus rongga-rongga kain diabaikan.
Nilai Uji Siram adalah sebagai berikut:
100 (ISO 5) :
tidak ada-ada titik-titik pembasahan pada permukaan atas
90
(ISO 4) : sedikit titik-titik
pembasahan secara acak pada permukaan atas
80
(ISO 3) : pembasahan permukaan
atas pada titik-titik tetesan
70
(ISO 2) : pembasahan pada
sebagian permukaaa atas
50
(ISO 1) : pembasahan seluruh
permukaan atas
0 : pembasahan seluruh permukaan atas
dan permukaan bawah